.........hemmmmm
"yang penting tak usahlah berbohong...?"
kuingat itu ,....Nur!
sebuah katarsis
dari perjalanan Kutoarjo - Ketawang
di atas dua roda berputar
yang membawa badan besar
kita berdua
kau bercerita
tentang desa
yang ada di kiri kanan
juga tentang itu jalan
dari stasiun kau jemput aku
lalui debat-debat yang jernihkan mataku
pada siku-siku dinding batu di sepanjang waktu
sebab
melulu begitu dibaluti lapis kasta yang dulu
namun, lain dengan dulu
ketika kau bercerita tentang lipatan ombak
yang berlapis-lapis meninggi bak dinding kristal
mengejar-kejar asa itu lalu pecah bersama pelukis alam
yang tak bergelar di bibir pantai , entah mendekat ketika
di atas kereta berkuda menunggu senja
ada senandung
yang amat terasa tatkala
sampiran itu menjadi nyata
tentang dekilnya para pemilik sastra
yang bertudung kasta
bersemayam di langit-langit gajahmada
di ufuk barat tampaknya mentari enggan
cuma secuil meniris di sudut peraduan
begitu tak enggan jua melukis rawan
dalam legenda mistis ratu pantai selatan
ada jenggala yang sedikit menghijau
rindang di punggung bukit ,
memerah ditiris cahaya mentari
ketika ceramah ombak membayang semua sisi
langit yang di balut selendang mitologi
"...tak usahlah berbohong !"
pada samudera yang menjejal ombak
hingga landai pantai yang bertapal
mengisah Purworejo antara Kutoarjo dan Ketawang
sebab, rindu terjalnya ombak yang meninggi
bak dinding kristal , mengental, lalu sangsi
ketika pantai mengecup ombak
dan memeluk tubuhnya
akulah dinding lipatan ombak petang di bibir Ketawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar